Dispora Provinsi Kalimantan Timur
Dispora Provinsi Kalimantan Timur, Gelar Rapat Koordinasi Guna Membangun Keseragaman Dan Kebersamaan
Dispora Provinsi Kalimantan Timur. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mengadakan rapat koordinasi guna membangun keseragaman dan kebersamaan di antara masyarakat di wilayah tersebut. Rapat koordinasi ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan stakeholder terkait dalam memajukan sektor pemuda dan olahraga.
Tujuan Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh Dispora Provinsi Kalimantan Timur memiliki beberapa tujuan utama, antara lain:
- Membangun keseragaman dalam program dan kegiatan di bidang pemuda dan olahraga.
- Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan stakeholder terkait.
- Membahas dan mengatasi permasalahan yang ada di sektor pemuda dan olahraga.
- Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pemuda dan olahraga.
- Membangun kebersamaan dan solidaritas antara masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur.
Sinergi antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat
Rapat koordinasi ini menjadi sarana bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk saling berkomunikasi dan berkolaborasi dalam memajukan sektor pemuda dan olahraga. Dalam rapat ini, pemerintah daerah dapat mendengarkan aspirasi dan masukan dari masyarakat terkait program dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
Sebaliknya, masyarakat juga dapat memahami lebih baik kebijakan dan program yang telah dirancang oleh pemerintah daerah. Dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat, diharapkan terjadi peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan program pemuda dan olahraga.
Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Rapat koordinasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pemuda dan olahraga. Dalam rapat ini, masyarakat dapat memberikan masukan, saran, dan ide-ide kreatif untuk memajukan sektor ini.
Pemerintah daerah dapat memanfaatkan masukan dari masyarakat untuk merancang program yang lebih relevan dan efektif. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan program pemuda dan olahraga dapat mencapai hasil yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kebersamaan dan Solidaritas Masyarakat
Rapat koordinasi ini juga bertujuan untuk membangun kebersamaan dan solidaritas antara masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur. Dalam rapat ini, masyarakat dapat saling berinteraksi, berdiskusi, dan berbagi pengalaman terkait pemuda dan olahraga.
Dengan adanya kebersamaan dan solidaritas antara masyarakat, diharapkan tercipta lingkungan yang kondusif untuk memajukan sektor pemuda dan olahraga. Masyarakat dapat saling mendukung dan bekerja sama dalam melaksanakan program-program yang telah dirancang oleh pemerintah daerah.
Kesimpulan
Rapat koordinasi yang diadakan oleh Dispora Provinsi Kalimantan Timur merupakan langkah yang positif dalam membangun keseragaman dan kebersamaan di antara masyarakat di wilayah tersebut. Sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan stakeholder terkait sangat penting dalam memajukan sektor pemuda dan olahraga.
Dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan membangun kebersamaan serta solidaritas, diharapkan program pemuda dan olahraga di Provinsi Kalimantan Timur dapat mencapai hasil yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dispora Provinsi Kalimantan Timur
Kaltim : Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Sekretaris Daerah menggelar kegiatan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Kepemudaan dan Keolahragaan Tahun Anggaran 2022. Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari, tanggal 23-25 Februari 2022 di Hotel Bintang Sintung Jl. Urea, Lok Tuan, Bontang Utara, Kota Bontang. (24/2/22)
Kegiatan rakor, yang dibuka secara resmi oleh Kadispora Provinsi Kaltim, Agus Tianur, dimaksudkan sebagai upaya mengevaluasi kegiatan-kegiatan kepemudaan dan keolahragaan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, kegiatan juga dalam rangka menyiapkan inovasi kegiatan untuk tahun 2023. Kegiatan yang konon untuk ke-12 kalinya diselenggarakan ini, diikuti oleh kurang lebih 100 peserta, melibatkan Dispora dari 10 kota dan kabupaten.
Pada sesi kepemudaan, Sekretaris Deputi Pemberdayaan Pemuda, Esa Sukmawijaya, hadir secara fisik sebagai narasumber, mewakili Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda. Narasumber kepemudaan lainnya berasal dari Korem Korem 091/Aji Surya Natakesuma dengan materi terkait dengan Paskibraka.
Dispora Provinsi Kalimantan Timur
Dalam paparannya selama 45 menit, Esa menyampaikan paparan berjudul Sinergi Pembangunan Kepemudaan di Provinsi Kalimantan Timur. Pada paparannya, Esa menuturkan bahwa Dispora memiliki peran sentral kini dan ke depan sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pada tingkat provinsi dan kota/kabupaten, yang memastikan terjalinnya sinkronisasi dan koordinasi pembangunan kepemudaan. Terdapat banyak OPD yang sejatinya memiliki kegiatan dan anggaran pembangunan kepemudaan.
Esa menjelaskan bahwa salah satu unggulan kegiatan Deputi Pemberdayaan Pemuda adalah Sentra Pemberdayaan Pemuda (SPP). “Ada dua Permenpora yang mengatur tentang SPP ini. Yang satu, Permenpora Nomor 32 Tahun 2016 tentang Sentra Pemberdayaan Pemuda. Yang kedua, Permenpora Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Strategi, Capaian, dan Kurikulum Sentra Pemberdayaan Pemuda. Secara kelembagaan, SPP ini sebetulnya bersifat generik. Nama SPP boleh apapun, yang penting menunjuk pada kegiatan dan tempat di mana para pemuda berkumpul dan beraktifitas secara positif. Pada tingkat pusat ada SPP yang tersebar di sejumlah K/L. Demikian juga pada tingkat provinsi dan kota/kab dapat dikelola oleh OPD terkait. Kemenpora atau Dispora sendiri, melalui para alumni kegiatannya, sangat potensial untuk mengelola SPP. Contoh, Purna Caraka Muda Indonesia, Purna Prakarya Muda Indonesia, SSEAYP International Indonesia, Pepelingasih, Teknopreneur, dsb. Kini, Menpora juga telah menyetujui aksi konkret SPP pada tingkat Desa/Kelurahan, bermitra dengan Kemendes, Kemsos, Kemdagri dan tentu saja pemda. Jangan lupa, organisasi/komunitas pemuda pun sangat potensial untuk mengelola SPP khas kaula muda,” urai Esa.
Dispora Provinsi Kalimantan Timur
Pada bagian lain paparannya, Esa menuturkan bahwa Provinsi Kaltim, temasuk sedikit provinsi yang memiliki capaian Indeks Pembangunan Pemuda (IPP), sejak tahun 2015 hingga 2021, selalu di atas rerata nasional. “Kaltim, untuk itu, sebaiknya menjadikan Jogja dan Bali sebagai benchmarking. Mengapa, karena kedua provinsi ini selalu memiliki capaian IPP terbaik. Nah, SPP dan IPP, sangat potensial menjadi kombinasi panduan konsep dan aksi nyata dalam rangka mempercepat peningkatan IPP. Apalagi dengan pendekatan SPP pada tingkat Desa/Kelurahan yang sangat memungkinkan eksekusi kegiatan berbasis pendataan individual pemuda, baik potensi maupun permasalahannya, secara numerikal dan spasial,” imbuh Esa.
Secara khusus, Erna, Kasi pada Dispora Kabupaten Kutai Barat, meminta untuk berbincang secara tersendiri. “Kami ingin membahas persoalan kepemudaan yang ada di kabupaten kami. Apalagi kami ini terdiri dari para pejabat yang umumnya baru dilantik. Kami ingin langsung datang bersama Pak Kadis ke Kemenpora. In syaa Allah pada awal Maret ini”, ungkap Erna, diampingi stafnya, Sunli. Hampir sejam mereka berdua diajak diskusi mendalam soal Data Desa Presisi (DDP) yang melekat pada SPP tingkat Desa. Mereka sangat antusias dengan konsep DDP yang memungkinkan terjadinya pendataan pemuda by name by address melalui pendampingan role model di satu Desa. Konsep DDP memungkinkan pula penghitungan dan analisa IPP oleh pemuda pada tingkat RW sehingga membuka peluang inovasi keunikan pemberdayaan pemuda khas RW, khas Desa.
Saat jeda makan siang, giliran Said Aboe Hanifah, Kasub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bappeda Provinsi Kaltim, yang ikut curhat. Ia sangat berharap agar pada Rakor tahun depan, Dispora mengundang Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai narasumber. “Perlu sekali dibangun koordinasi antar OPD di Kaltim ini. Dispora harus bermitra dengan dengan BPS dan OPD lain yang relevan. Badan Eksekutif Mahasiswa itu perlu juga kita dengar masukannya. Juga OKP atau komunitas pemuda,” harap Said.
Rusli, staf pada Dispora Provinsi, memiliki pendapat yang lain. “Sebetulnya PT Pupuk Kaltim itu, dulu, sangat bagus mengelola kesebelasan sepakbola kebanggan Kaltim. Manajemennya sangat bagus. Mengapa potensi PT Pupuk Kaltim tidak dimanfaatkan untuk juga membangun dunia kepemudaan?,” harapnya penuh semangat. Untuk itu, dia setuju dengan masukan bahwa salah satu gagasan baru Dispora terkait SPP berbasis literasi digital, akan diupayakan menggunakan dana CSR dari PT Pupuk Kaltim. “Bukan hanya berharap dari anggaran Pemprov.” pungkasnya.
Jejak Sejarah Kelembagaan Kemenpora dari masa ke masa
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis